Monday, 29 July 2013

KURANGNYA SDM MASYARAKAT INDONESIA


Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting bagi suatu negara, termasuk Indonesia. Dimana suatu negara nasibnya berada ditangan anak-anak bangsa yang saat ini berada di bangku sekolah tetapi apa jadinya jika ada anak yang tidak bisa mengenyam pendidikan. Percuma jika generasi sekarang membangun Indonesia menjadi negara yang lebih maju tetapi generasi yang akan datang tidak tahu bagaimana cara meneruskannya. Indonesia akan kembali turun akibat keterbatasan SDM (sumber daya manusia) dari generasi penerusnya.
Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan sumber daya alamnya (SDA) dan tentu itu memberi dampak yang positif bagi bangsa indonesia. Diantaranya terbukanya lapangan kerja, dan akan membuka peluang bagi indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju perekonomiannya. Tetapi jika SDA tidak bisa diolah bagaimana bisa membukakan dampak yang positif itu?. Kembali ke masalah minimnya SDM di Indonesia. Kita ambil contoh di suatu kabupaten yakni Bojonegoro yang berada di provinsi jawa timur. Bojonegoro saat ini terkenal dengan minyaknya yang melimpah banayak orang yang akan memandang dan mengira bahwa masyarakat Bojonegoro hidup dan bergelimang materi berlimpah karena terlimpahan minyaknya. Tetapi jika dibandingkan dengan kondisi dilapangan tentunya kondisi ini sangat berbanding terbalik karena pada kenyataannya masyarakat Bojonegoro masih sangat kekurangan baik materi maupun intelektual. Bagaimana dengan minyak yang melimpah? Minyak diolah oleh ahli dari luar negeri. Bayangkan saja ahli untuk mengolah minyak tidak hanya berasal dari luar daerah tetapi berasal dari luar negeri. Itu sudah cukup membuktikan bahwa SDM masyarakat Indonesia kurang dan belum mampu bersaing untuk mengisi lapangan kerja yang ada atau barangkali masyarakat Bojonegoro sudah cukub puas mengisi lapangan kerja kasar.

Sekarang apakah masalah ini bisa diselesaikan?. Jika berbicara tentang penyelesaian masalah ini, tidak akan bisa selesai 100% tapi ada upaya untuk meminimalis masalah ini. Faktor yang membuat minimnya SDM masyarakat Indonesia yang pertama adalah pendidikan. Rata-rata masyarakat yang hidupnya dibawah garis kemikinan hanya menyekolahkan anaknya sampai jenjang SMA bahkan SMP saja. Selain kurangnya pengetahuan untuk memperoleh kedudukan kerja yang tinggi, ijazah SMP atau SMA bisa dikatakan sudah tidak laku dalam dunia kerja. Faktor yang kedua apabila pendidikan telah terpenuhi, bisa dari anak itu sendiri yang mempunyai sifat malas untuk belajar atau tidak mempunyai semangat untuk menuntut ilmu. Jika anak itu tidak memiliki keinginan untuk mempunyai pendidikan yang tinggi dan tidak berfikir tentang masa depan mereka maka pelajaran yang diberikan disekolah maupun diperguruan tinggi tidak akan bisa iterima dengan baik seolah-olah mereka sekolah hanya memenuhi tuntutan orang tua. Bisa juga jika pendidikan sudah terpenuhi si anak mempunyai niat yang sungguh-sungguh tetapi guru di sekolah yang kurang profesional. Guru yang kurang profesional dalam arti malas untuk mengajar siswa-siswinya, hal ini akan menyebabkan pendidikan anak kurang sempurna. Faktor yang ketiga adalah banyaknya beban pelajaran yang harus ditanggung anak. Kita lihat di Indonesia ada banyak mata pelajaran yang diajarkan di sekolah menengah, baik pertama maupun atas. Seharusnya Indonesia menggunakan sistem seperti luar negeri. Di SD anak diberi banyak mata pelajaran, setelah itu disekolah menengah mereka hanya tinggal memilih pelajaran apa yang paling mereka sukai dan sesuai dengan talenta mereka masing-masing. Dan sampai di perguruan tinggi anak itu akan selalu mempelajari pelajaran yang mereka pilih dari awal. Setiap anak pastinya akan mempunyai pilihan yang berbeda dengan begitu Indonesia akan mempunyai ahli-ahli di semua bidang. Jadi solusi untuk meminimalis masalah ini adalah dengan memberi beasiswa pada anak yang kurang mampu. Pemerintah sering melakukan pengawasan pada guru. Memberi sosialisasi agar anak Indonesia mempunyai etos belajar yang baik. Dan hanya memberi pilihan satu jurusan kepada anak mulai dari sekolah menengah untuk dipelajari lebih dalam.

No comments:

Post a Comment