Asmaraa ... kurang
apa ku padamu? Ini adalah situasi yang membelit hati, kenapa? Kau telah
menyakitkanku ... sebenarnya kaki ini ingin bergegas pergi, tapi saat kucoba
untuk melangkah itu terasa berat sekali. Harusnya kau tahu pada saat hati ini
menjerit menyaksikan tempat indah dihatimu diisi oleh seseorang yang spesyal
pula dihidupmu... sedangkan hati ini? Terjatuh akan kekosongan tempat yang
sudah tertata rapi dan dipersiapkan untuk menyambut hatimu yang telah menjadi
milik orang lain.
Cinta begitu kejam
terhadapku membiarkan aku dilema terhadap pesona mu. Aku tahu pesonamu memang
tidak bisa dijadikan tersngka atas konflik hatiku. Tapi perlu kau tahu Perasaan
ini adalah perasaan yang tidak ku inginkan, siapa yang menginginkan sakit? Tapi
apa daya jika hati telah berbicara, sekuat apapun aku mencegah rasa itu.. semua
telah tumbuh. Tumbuh bersama kegersangan hatimu. Dilain waktu Hatiku beku,
rusak akan dinginnya hatimu yang lebih memilih menghangatkan hatinya, dia yang
engkau pujaa. Sakitnya hati ini berharap akan terobati dengan keajaiban yang
akan datang.
Saat senja datang
aku selalu menatap pada sang surya yang akan sembunyi dibalik selimutnya dan
aku berharap perasaan ini akan terbenam seiring dengan terbenamnya matahari.
Tapi semua sia-sia. Suatu ketika saat hati ini bosan dengan keadaan, harapanku hanya
... jika perasaan ini memang sudah ditakdirkan kekal aku ingin tangan ini bisa
menggenggam erat hatimu, tetapi menggenggam cintamu sama saja aku menggenggam
seonggok pasir. semakin kuat aku menggenggamnya, cintamu semakin terlepas dari
tanganku.
Andai kau pernah
sedetik saja menengok ku disini, kau akan tahu dimana aku menunggu sosok
sepertimu dengan senyum harap dan mata yang dihiasi air mata ketulusan. Sangat
bahagia jika hasil dari penantianku ini adalah untaian senyum dari wajah
indahmu, tetapi pada faktanya sebab dari senyum indahmu bukanlah aku ...
Ingin rasanya ku
akhiri penantianku dan saat kujumpai senja aku akan beranjak dari bangku
berdebu ini. Lelah rasanya jika harus ditemani dengan harapan yang tak pernah
terjawab. Dibangku ini aku hanya bisa melihatmu tersenyum dengan dan karenanya.
Burung senja pun yang indah tak terdengar suaranya ditelingaku. Mengapa?
Telingaku hanya mendengar tawa indahmu yang dihiasi dengan cinta darinya. Aku
tak tahu seberapa besar cintanya untukmu tapi ketahuilah aku disini juga
menyimpan cinta yang besar yang terus aku jaga agar selalu suci dan tak akan
jatuh jikalau nanti aku sudah tidak bisa lagi melihat senyummu.
Telah lama hati
ini bergejolak dan bertanya-tanya berapa lama lagi aku harus duduk dibangku
yang buruk ini? Tak ada kata yang mampu menjelaskan! Semua terjadi dengan
sendirinya seperti air mengalir. Firasat ini mengatakan kita akan bisa saling
mencinta suatu hari nanti. Ya... hati kecilku berkata demikian! Aku sadar,
benar-benar sadar Indahnya dirimu tak lebih indah dari dunia ini, memang ...
dan aku tahu itu! Tapi dimatamu terdapat dunia ini. Kamu dan dunia ini sama
indahnya sayang, itulah yang menyebabkan aku kuat dan bertahan sampai sekarang
... ©
No comments:
Post a Comment