Lamunan penghantar
tidur
Kusapa malam lewat celah istanaku
Rongga-rongga kulit meresapkan desis angin yang membangunkan
gelora hati
Ku lihat mendung menjadi selimut yang melengkapi pekatnya
malamku
Tiba-tiba mulai tercium aroma nostalgia yang terbawa seiring
tiap bisik angin
DAARRR...!!
Tiba-tiba suara petir mengusik rindu yang mengisi
lorong-lorong hati
Yang entah kapan datangnya, tetapi sudah terselip didalam
kalbuku ini
Tetes
hujan segera datang melengkapi simponi pada malam ini
Gemercik air seakan bersenandung
Melihatku tersedu dalam seberkas
angan dan kenangan
Gelapnya
langit menjadi saksi bisu akan kepiluan hati ini
Tangisku
melebur bersama angin, hujan dan guruh
Semua ini telah menjadi harmoni yang sempurna
Dimana angan hampir tergapai
Segenggam harapan telah terbit
Namun apa daya....
Secercah kenangan merusak segalanya
Ku coba
meredam gejolak hati
Dimalam
yang semakin larut ini, akhirnya aku kembali tersadar
Semua
ini hanya akan menjadi goresan tinta diatas kertas
Dan
menjadi lamunan penghantar tidur
Yang
akan usang dimakan waktu...
No comments:
Post a Comment